Hipopigmentasi adalah memudarnya warna kulit yang disebabkan oleh kurang atau bahkan hilangnya melanin. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan melanosit dalam memproduksi melanin, akibat kekurangan asam amino tirosina. Penyebab paling umum hipopigmentasi adalah kerusakan kulit seperti kulit terbakar, infeksi bakteri atau jamur, goresan dan lecet. Hipopigmentasi dapat muncul pada setiap jenis kelamin dan dari ras apapun.
Beberapa jenis penyakit atau gangguan yang termasuk hipopigmentasi misalnya:
Vitiligo: timbulnya bercak putih pada kulit, paling sering terkena membran mukosa atau pusat retina mata serta adanya perubahan pewarnaan rambut. Vitiligo kebanyakan muncul pada bagian tubuh yang terkena sinar matahari, yakni wajah, tangan, tangan, lutut dan kaki.
Hipopigmentasi post inflamasi : bekas luka atau infeksi yang menyisakan noda berwarna keputihan.
Pitiriasis versikolor (panu): bercak keputihan yang disebabkan oleh infeksi jamur dan menyebabkan rasa gatal
Albino: hilangnya sel-sel melanin pada kulit. Penderita albino memiliki gen yang abnormal, sehingga sel-sel tubuhnya tak mampu menghasilkan melanin.
Lepra atau kusta tuberkuloid: penyakit kronis yang disebabkan oleh Myobacterium Leprae/
Pitiriasis alba: kelainan kulit yang biasanya terdapat pada anak-anak dan dewasa muda ini ditandai dengan adanya noda berbentuk bulat sampai oval, permukaannya halus, dalam berbagai ukuran--biasanya diameternya beberapa centimeter, dan berwarna putihatau merah muda terang.
Bagaimana mengatasinya?
Pengobatan hipopigmentasi relatif sulit. Namun yang paling umum direkomendasikan adalah penggunaan krim kortikosteroid atau salep topikal. Selain itu, perawatan dengan teknologi laser juga dapat digunakan untuk menghapus lapisan tipis dari jaringan kulit paling atas, sehingga meminimalkan efek dari jaringan parut padat. Terapi cahaya, seperti fototerapi, juga kadang dilakukan.
No comments:
Post a Comment